Translate

Thursday, March 15, 2012

Books "DEWEY'S NINE LIVES"

Books "DEWEY – DATANG LAGI"
Judul Asli : Dewey’s Nine Lives 
Penulis : Vicki Myron & Bret Witter
Penerbit : Serambi Ilmu Semesta 
Alih Bahasa : Istiani Prajoko
Editor : Dian Pranasari & Adi Toha
Desain Cover : Eri Ambardi
Cetakan I : Januari 2012 ; 524 hlm 
Rate : 4 

Sinopsis :
Ingatkah Anda akan Dewey – kucing ‘maskot’ perpustakaan di Spencer, Iowa yang dikenal oleh berbagai pihak dari segala penjuru dunia, semasa hidup maupun setelah kematiannya ? Nah, kali ini ia akan kembali bertutur sapa dengan para penggemarnya, bahkan membawa serta kisah-kisah rekan-rekan seperjuangan, kisah-kisah tentang semangat hidup serta kasih sayang antara manusia dan kucing kesayangannya, kisah-kisah Dewey dan Vicky, yang diwakili oleh insan-insan dari berbagai tempat yang berbeda, dirangkum dalam sembilan bab yang menyentuh.

Bab 1 : Dewey dan Toby
Dari sekian banyak pengunjung dan penggemar Dewey yang datang ke perpustakaan Spencer, salah satunya adalah Yvonne Barry – wanita pendiam yang tak pernah menarik perhatian siapa pun, kecuali Dewey … Yvonne adalah jenis orang yang bisa duduk diam di samping Anda selama sejam, sampai kemudian Anda menoleh dan berkata, “Oh, aku tak melihatmu ada di sini. “ (p.64). Jika Yvonne pendiam dan tertutup, maka Dewey justru senantiasa menarik perhatian, aktif dan lincah, meski berbeda sifat, namun diantara keduanya justru terjalin hubungan sehati. Terutama karena Dewey memahami saat pertama kali Yvonne datang ke perpustakaan, ia mencari perhiburan akan kematian sahabatnya : Tobi – kucing sahabatnya semenjak remaja hingga selama 13 tahun menemani Yvonne dengan setia, akhirnya ia harus menyerah pada penyakit dan ketuaan. Dan berkat Dewey, Yvonne mampu menerima kepergiaan Tobi dan perlahan-lahan menata kehidupannya kembali.

Bab II : Mr. Sir Bob Kittens ( alias Ninja, alias Mr. Pumpkin Pants)
Barbara Lajiness tidak langsung jatuh hati saat pertama kali melihat Ninja, karena ia bukan jenis kucing yang aktif dan lincah menarik perhatian, justru ia cenderung berdiam diri, menyendiri dari kelompoknya di tempat perlindungan hewan. Namun sang suami dan putrinya, Amanda justru sangat menyukai Ninja. Maka tak lama kemudian, Ninja menjadi anggota baru keluarga mereka. Kenapa namanya Ninja ? Karena ia akan melompat berdiri di atas kedua kaki belakangnya sembari mengibas-ibaskan kedua kaki depannya ke kanan dan ke kiri bak jurus karate dengan kepala meneleng ke samping, dan setiap kali Ninja terkejut – takut – kesal – senang, ia akan meloncat-loncat kesetanan seperti itu selama beberapa saat. Meski Ninja bukan jenis kucing yang hangat dan ramah, namun antara Barbara dan Ninja terjalin pengertian satu sama lain. Ninja mengingatkan masa lalu Barbara, yang dibesarkan oleh ibunya sebagai orang tua tunggal, yang berusaha keras memenuhi kebutuhan ketiga anaknya setelah perceraian usai. Ibunya – Evelyn Lambert harus merangkap berbagai pekerjaan karena mantan suaminya tak mau membantu, dan kondisi diperberat karena mereka tinggal di kota kecil, di mana pada masa itu tidak lazim seorang wanita bercerai apalagi mencari pekerjaan. Evelyn dan anak-anaknya dikucilkan dari lingkup pergaulan sebelumnya. Hingga salah seorang tetangga yang perhatian, mengundang Evelyn untuk berpartisipasi dalam gerakan menyelamatkan kucing-kucing terlantar. Dan penampungan kucing yang mereka kelola dengan susah payah, mengingat terbatasnya keuangan mereka, mampu memberikan hiburan serta membangkitkan semangat ibu serta anak-anak itu dalam menjalani kehidupan mereka.   

Bab III : Spooky
Bill Bezanson menjalani kehidupan yang beragam. Dibesarkan di tanah pertanian di kota kecil di Michigan, ia memiliki kemampuan unik dengan binatang-binatang liar, sehingga mereka bersedia menjalin persahabatan khusus yang tidak dimengerti oleh orang lain, termasuk keluarganya. Lulus SMA, ia justru mendaftar sebagai sukarelawan di Angkatan Darat, sebelum usianya genap 20 tahun, ia ikut serta dalam pertempuran Perang Vietnam yang berkepanjangan. Dan ketika akhirnya ia pulang pada usia 25 tahun, sebagaimana kebanyakan veteran perang, Bill berubah menjadi sosok yang berbeda. Trauma semasa perang membuat kehidupan pribadinya sulit, terutama dalam hubungan pribadi sesama manusia. Hidup Bill terasa sunyi, jiwanya mati, hingga suatu hari saat mengemudikan kendaraannya menuju tempat kerja, tiba-tiba ada sesuatu yang dilempar kuat menimpa atap mobilnya. Saat Bill melihat apakah gerangan yang menyebabkan atapnya penyok … tenyata seekor anak kucing dalam kondisi remuk dan bersimbah darah. Satu-satunya tanda bahwa makhluk tersebut masih bernafas hanya dada-nya yang kembang-kempis disertai bunyi sengalan serak napasnya. Bill segera membawanya ke dokter hewan terdekat. Ternyata anak kucing yang baru berusia sekitar 6 minggu itu pejuang yang tangguh. Kondisinya  menunjukkan bahwa ia terluka parah akibat cabikan burung hantu pemangsa yang membawanya terbang, dan ia tetap melawan dan bertarung hingga terlepas dari cengkeraman dan terjatuh dari langit ke atap mobil Bill. 

Dalam kondisi terluka parah sampai ke organ dalamnya, Spooky – nama kucing itu, berjuang untuk terus hidup bahkan selama masa pemulihan yang berat. Bill, melihat gambaran dirinya dalam sosok Spooky, menjalin hubungan batin yang erat, hingga keduanya tak terpisahkan satu sama lain, dan menjalani kehidupan bersama : Bill dan Spooky, Spooky dan Bill. Bahkan setelah Bill menikah dan kemudian bercerai, berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, satu kota ke kota lain, tetap ada yang hal selalu sama, Bill dan Spooky. Kucing yang tak kenal takut, mulai melompat dari ketinggian, menerjang kumpulan angsa ( hingga terbawa terbang ), melawan dengan sengit kawanan anjing hutan, hingga ‘mencuri ikan’ dari genggaman beruang ( hingga ia terluka parah, lagi, akibat sambaran beruang yang marah), bahkan saat ia terjangkit FIV ( sejenis AIDS pada kucing ) sosok Spooky selalu pulih dan kembali beraksi.

Bab IV : Tabitha, Boogie, Gail, BJ, Chimilee, Kit, Miss Gray, Maira, Midnight, Blackie, Honey Bunny, Chazzi, Candi, Nikki, Easy, Buffy, Prissy, Taffy, …dan banyak lagi.
Larry dan Mary Nan Evans pindah ke Sanibel Island, Florida bersama kucing kesayangan mereka Tabitha yang berusia 15 tahun, terutama semenjak Larry menerima pekerjaan sebagai pengurus resort di wilayah tropis yang sangat indah. Sebagai wilayah tropis, Sanibel Island pada awal 80-an, banyak ditemui kucing-kucing liar di sana-sini. Dan tidak heran jika suatu hari, Mary Nan melihat seekor kucing kecil belang yang selalu menunggu mereka di pintu depan, hingga ia memberinya sepiring susu, beranjak kemudian ia menjadi anggota baru keluarga tersebut, namanya Boogie – yang akan menjadi cikal-bakal keturunan keluarga besar yang memenuhi keluarga itu. Sepeninggalan Tabitha (akhirnya usia tua tak mampu mengangkat penderitaan akibat berbagai penyakit yang dideritanya), Larry dan Mary Nan terhibur oleh anak-anak kucing keturunan Boogie, dan saat mereka menyediakan tempat khusus bagi kucing-kucing tersebut, entah bagaimana bermunculan kucing-kucing lain di sekitarnya, terutama saat jam pemberian makan. 

Singkatnya, akhirnya keluarga tersebut mengadopsi puluhan kucing. Saat tidur, mereka berbagi tempat tidur dengan 3-4 ekor kucing yang lmyn berat dan besar, saat makan bersama puluhan kucing langsung datang pada piring-piring tempat makanan mereka masing-masing, bahkan saat Larry dan Mary Nan menikmati hidangan makanan mereka, dari jendela menatap penuh minat kucing-kucing yang masih belum terpuaskan … ( kucing-kucing ini tampak selalu lapar, meski selalu diberi makan secara teratur ), didalam lemari dan gudang ( terutama tempat persediaan makanan kucing ) selalu ditemukan kucing-kucing yang menikamati tidur ( serta kudapan ) di dalamnya. Larry dan Mary Nan yang mengelola Colony Resort, di ujung timur Sanibel Island, membagi waktu kesehariaan mereka antara pekerjaan dan kucing-kucing itu, bahkan para pengunjung resort sebagian besar ikut menjadi penggemar kucing-kucing tersebut. Ada beberapa yang akhirnya diadopsi dan dibawa pulang oleh para tamu, ada beberapa yang tetap menjadi favorit dan senantiasa dinantikan saat mereka berkunjung kembali ke resort itu.  

Bab V : Christmas Cat
Vicki Kluever tidak pernah menyukai kucing. Tidak pernah memiliki seekor kucing, tidak pernah punya teman yang memilikinya. Vicki lahir dan dibesarkan di Kodiak, sebuah pulau besar di daerah Alaska yang keras, dan ia berasal dari garis panjang keturunan para wanita yang kuat dan mandiri. Jika ia menginginkan hewan peliharaan, tentunya juga harus kuat dan mandiri, sedangkan kucing …terlalu lembek dan manja. Namun ketika putri tunggalnya – Sweetie, yang baru berusia 4 tahun, sangat menginginkan hewan peliharaan, maka Vicki mencari anak kucing yang bisa diadopsi ( sebetulnya ia ingin seekor anjing, sayang pemilik apartemen tempat mereka tinggal hanya memperbolehkan kucing sebagai peliharaan ). Saat memilih dari anak-anak kucing yang baru lahir, ada seekor anak kucing jantan yang menonjol karena kelincahan, kegagahan, kenekadan serta kenakalannya … benar-benar jenis yang independen. Dan saat malam menjelang Natal, Vicki datang untuk mengambil kucing pilihannya, dan mendapati mereka semua menghilang dari tempat semula. Setelah mencari kesana-kemari akhirnya semua anak kucing yang hilang berhasil ditemukan, kecuali satu, di kucing jantan yang lincah yang menarik perhatian Vicki. 

Entah bagaimana saat Vicki memutuskan ke kamar mandi sebelum pulang menemui anaknya, ia menemukan si anak kucing terbaring di dasar toilet. Vicki meraih anak kucing hitam yang besarnya tidak lebih dari bola tenis, dalam kondisi kaku dan dingin, tak bernapas. Saat bingung memutuskan hendak diapakan tubuh dingin anak kucing itu, mendadak si hitam terbatuk, tersedak dan memuntahkan air. Vicki berusaha memberikan pertolongan bagi si hitam yang sekarat, tanpa bisa menghubungi dokter hewan yang buka di malam Natal, maka ia melakukan satu-satunya cara, merawat, menjaga, memberikan perlindungan kenyamanan dan kehangatan bagi anak kucing yang masih tak sadarkan diri.  Setelah sekian lama menunggu, menjaganya, akhirnya pada Natal di pagi hari, si anak kucing terbangun, berusaha bangun di atas keempat kakinya yang goyah dengan napas tersengal-sengal … anak kucing itu hidup, ia memiliki semangat juang untuk tetap hidup. Dan kondisi Christmas Cat atau CC panggilan sayangnya, amat sangat parah, organ dalamnya rusak, ia tak mampu mencerna, hanya bisa menerima beberapa tetes pasta protein yang dicairkan oleh Vicki, dan hal itu berlangsung selama  cukup lama. Tapi sesuai perkiraan Vicki, bahwa CC adalah kucing pejuang sama seperti dirinya, dan mereka saling mengisi dan memberikan kekuatan dalam menjalani kehidupan yang sangat berat, cobaan serta ujian berkali-kali.

Bab VI : Cookie
Cookie adalah anak kucing lucu yang kurus di tempat penampungan  hewan antipembunuhan di New York. Ia baru berusia lima minggu saat sebuah mobil menabraknya hingga Cookie terluka sangat parah. Dan di tempat penampungan itu, ia ditempatkan pada kandang isolasi karena luka-lukanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih. Kucing malang itu  kesepian, trauma dan terluka … hingga saat ia berusia sembilan tahun, masuklah Lynda Caira bersama putrinya Jennifer, dan saat Cookie dilkeluarkan dari kandangnya untuk dipeluk oleh Jennifer, ia justru melompat ke arah Lynda, berusaha mati-matian memeluk erat leher Lynda meski berusaha dilepas oleh petugas. Maka Cookie-pun dibawa pulang dan menjadi hewan peliharaan Jennifer. Namun Cookie memiliki pendapat lain, ia lebih mencintai Lynda yang telah menyelamatkan jiwanya, apalagi dengan perawatan intensif yang harus dilakukan terhadap Cookie karena luka-lukanya menyebabkan sebagian organnya rusak secara permanen. Lynda juga menyadari kedekatan antara dirinya dengan Cookie, kerinduannya saat tidak bersama Cookie atau ketika ia menghilang beberapa saat ( setelah mulai pulih, Cookie gemar menjelajah ). 

Lynda menjalani kesibukan sebagai orang tua tunggal, pengusaha yang sukses berkat keras kerasnya, mengurus penggalangan dana untuk perawatan ALS, namun Cookie senantiasa ada di sampingnya. Saat Lynda sakit, Cookie akan berbaring di dekat tubuhnya yang kesakitan, saat Lynda gelisah tak bisa tidur Cookie menjaga dengan waspada hingga Lynda terlelap. Ketika sakit Lynda semakin parah hingga dokter menyarankan untuk segera operasi sebelum kelumpuhan total menyerang dirinya, Cookie ikut sakit hingga bulu-bulunya rontok, gundul pada beberapa bagian. Saat Lynda membawanya ke dokter hewan, diagnosanya sangat mengejutkan … Cookie tidak sakit secara fisik, namun secara psikologis ia stress akan penderitaan Lynda hingga ia mencabuti buku-bulunya sendiri. Lynda wanita yang tegar, namun saat itu ia menangis mendengar Cookie ikut merasakan penderitaannya. Bahkan setelah operasi selesai, Lynda harus menjalani masa pemulihan yang lama, Cookie selalu ada di dekatnya. Cookie mengikuti dan menjaganya, bahkan saat serangan rasa sakit akut menyerang Lynda, Cookie melindunginya bagai induk kucing, mendesis dan berteriak pada orang tua Lynda yang berusaha mendekati tempat tidurnya. Jika malam sudah menjelang, tepat pada waktu yang sama Cookie akan mendesak Lynda agar pergi tidur dan ia berusaha meyakinkan bahwa Lynda masih “bernapas” dengan beberapa kali berusaha membuka kelopak mata Lynda. Cookie benar-benar menjaga dan merawat Lynda sebagaimana ia dulu diselamatkan dan dirawat oleh Lynda. 

Bab VII : Marshmallow
Marshmallow bukan anak kucing yang menarik, bahkan saat kecil, ia termasuk kurang lincah-penakut-agak lamban. Tapi Kristie Graham, gadis cilik berusia sembilan tahun, selalu berusaha membuatnya mau mencoba dan mencoba hingga berhasil. Dan mereka bersahabat erat, Kristie bisa bercakap-cakap dengan Marshmallow tentang apa saja, tentang sekolah dan anak-anak yang selalu mengganggunya, tentang kedua orang tuanya yang selalu bertengkar, atau saat ia bertengkar dengan kakaknya. Persahabatan mereka terus berlanjut hingga Kristie beranjak menjadi gadis remaja, mereka masih terus bercakap-cakap tentang olah raga yang disukai Kristie, para pemuda di sekolah, kedua orang tuanya yang putus-sambung hubungannya. Dan setiap teman kencan yang datang kerumah, selalu diperkenallkan terlebih dulu kepada Marshmallow : “Ini kucingku, Marshmallow. Bukankah ia kucing paling lucu ?” – menurut Kristie, Marshmallow adalah kucing yang manis, bagi orang lain yang melihatnya, ia merupakan kucing kelebihan berat badan dengan radang sendi dan bekas kista menjijikan di wajahnya. Kristie menjalani kehidupan yang tampak bahagia dan ceria, namun dalam hatinya ia menangis karena ketidak-bahagiaannya membuat dirinya anoreksia. Setiap orang yang berusaha mengatur hidupnya menjadi lebih baik, justru menimbulkan tekanan tambahan bagi Kristie … termasuk semua mantan pacarnya, Kristie berusaha mencari sosok pasangan hidupnya yang menyerupai Marshmallow : sosok yang senantiasa mendampingi, setia, bisa diajak bicara, suka akan kehidupan luar, tidak lembek dan penakut, nyaman akan dirinya sendiri meski tampangnya biasa-biasa saja, sosok yang mampu membangun dirinya bukan justru menghancurkan atau merendahkan dirinya, yang membiarkan dirinya  untuk memiliki ruang sendiri tapi cukup menyayangi untuk selalu ada saat ia membutuhkan. Kristie mencari pasangan yang serupa dengan Marshmallow – berkaitan dengan hubungan diantara mereka selama ini … akankah ia menemukannya ?? Dan Kristie akhirnya menikahi kucingnya ….

Bab VIII : Church Cat
Church Cat adalah nama yang diberikan pada kucing liar yang secara tidak langsung diadopsi oleg komunitas Gereja Metodist Camden United di Camden, Alabama. Sebagaimana makhluk mungil yang manis dan menggemaskan, beberapa orang lain jatuh hati melihatnya, termasuk Kim Knox – sekretaris gereja dan Ms. Carol Ann Riggs – anggota lama dewan gereja. Dan Church Cat walaupun sangat lucu, tetap seekor kucing liar yang bertingkah laku seenaknya, seperti memporak-porandakan meja kerja sang pendeta, merobek-robek kertas toilet, duduk di tengah kursi kerja Kim sehingga ia justru harus duduk diujung depan kursinya, atau melenggang dengan santai ditengah-tengah pertemuan majelis gereja. Church Cat menimbulkan polemik tersendiri di komunitas tersebut, ada yang menyukai dan mencintainya, apapun yang dia lakukan …dan ada pula pihak-pihak yang menganggapnya tidak layak berada di lingkup yang sakral, pihak-pihak gereja yang orthodox. Belum habis polemik perbedaan pendapat tersebut berlangsung, kondisi Church Cat mengalamai perubahan : ia hamil !!! Berarti akan ada tambahan anak-anak kucing setelah mereka dilahirkan …

Bab IX : Dewey dan Rusty
Glenn Albertson mengalami kehidupan yang tidak mudah. Semula ia memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia dengan ketiga anak yang disayanginya, hingga suatu hari ia pulang mendapati istrinya dengan sahabatnya. Perceraian tak terelakkan, hubungan antara dirinya dengan anak-anaknya menjadi ikut renggang. Pekerjaannya hilang karena pengaruh mantan mertuanya. Glenn bukan orang yang mudah putus asa, ia mencoba lagi, pekerjaan baru dan pernikahan baru. Awalnya rencana berjalan sebagaimana ia harapkan, hingga pada suatu titik, peristiwa yang hampir sama terjadi, istrinya berniat meninggalkannya membawa anak angkat mereka. Glenn mulai terpuruk, dinamika kehidupannya terguncang, ia mulai menarik diri,  menjauhi pergaulan sosial, bekerja berpindah-pindah tempat dan suatu ketika ia bertemu Rusty – kucing berwarna bagai karat mobil, yang mendekam di tumpukan mobil yang dibongkar-pasang oleh Glenn. Dan semenjak itu Glenn menemukan hiburan serta sahabat baru. Namun kehidupan pribadinya tetap tertutup rapat, bagai hati Glenn yang ia lindungi dari rasa sakit akibat pengkhianatan yang dialaminya. Hingga suatu hari, di tempat ia bekerja, ia bertemu wanita yang menarik perhatiannya … wanita mungil namun tampak kuat dan menyimpan kesedihan tersendiri. Glenn bertemu Vicky Myron – yang sedang berusaha memulihkan dan menata kembali kehidupannya sepeninggalan kekasih hatinya : Dewey.

Kesan :
Buku ini berbeda dengan DEWEY – buku pertama, terutama karena sembilan bab yang merupakan kisah-kisah persahabatan kucing dengan pemiliknya, kisah-kisah  berbeda sama sekali dengan kisah Dewey, persamaannya hanyalah masing-masing individu dalam kisah tersebut memiliki semangat perjuangan dan manisnya persahabatan yang tercermin dalam kisah DEWEY dari Spencer, Iowa.

Berbicara tentang kucing – terbayang makhluk berbulu yang berkesan manja, manis, lucu, suka dipeluk, suka kehangatan, senang bermain sekaligus makan dan tidur … itu semua benar, namun juga tidak sepenuhnya benar, karena dalam kisah ini justru terungkap bahwa penampilan fisik bukannya yang membuat para pembaca dalam hal ini penggemar Dewey begitu tersentuh dengan kisahnya. Namun kisah tentang perjuangan, harga diri, menata hati yang telah terluka, berusaha pulih dari kondisi yang menyakitkan … berkali-kali, inilah isi kisah-kisah tersebut.

Saat membaca tentang Spooky dan Christmas Cat – contoh bahwa makhluk sekecil itu pun memiliki kekuatan untuk HIDUP walaupun di sekelilingnya sudah men-vonis bahwa mereka tidak akan bertahan lama, namun mereka justru membuktikan bahwa tidak ada hal yang mustahil selama kita senantiasa mau berjuang …dan hal itulah yang dirasakan oleh para pemiliknya, dan juga dirasakan oleh para pembaca, termasuk diriku, bahwa Tuhan memberikan contoh karunia luar biasa : pilihan untuk HIDUP dan MENJALANINYA dengan penuh semangat pantang menyerah. Seringkali kita terjebak dalam rutinitas dan saat berhadapan dengan masalah, kita berhenti di tempat atau malah mundur teratur, dan secuil kisah ini akan senantiasa mengingatkan diriku bahwa Keajaiban akan selalu terjadi asalkan kita selalu berusaha mencari jalan keluar – yang ada di suatu tempat, menunggu untuk kita buka.

Dan bagaimana kisah Cookie tak bisa lepas dari benak, kucing yang diselamatkan, bisa tahu membalas dengan kecintaan dan perhatian yang mendalam kepada Lynda, membuat diriku teringat pepatah bahwa sahabat sejati adalah yang berada di samping kita justru pada saat kita terpuruk dalam kesedihan dan kesakitan. Jika Tuhan sangat mengasihi Lynda, mungkin juga ia mengirim malaikat pelindung dalam wujud seekor kucing bernama Cookie – yang lewat kata-kata berupa “eongan” serta tatapannya dan tindak-tanduknya, sungguh bagai tak perlu lagi percakapan khusus, karena antara keduanya, Cookie dan Lynda terjalin koneksi yang tak dapat dijelaskan, hanya sebuah pengertian yang disampaikan Lynda : “Aku tidak pernah dicintai oleh manusia lain, bahkan tidak oleh putri atau orangtuaku, dengan cara diriku telah dicintai oleh Cookie-ku.” (p.334)

Bahkan Marshmallow dan Kristie, adalah contoh kisah klasik, pergulatan melawan ketidak-percayaan diri, ketidak-mampuan berkomunikasi dalam sebuah keluarga dan antar individu, pelampiasan dengan cara merusak diri sendiri ( Kristie menjadi anoreksia semenjak remaja ) atau justru sebaliknya menjadi sosok yang menekan orang lain ( istilah yang dapat kugambarkan adalah ‘bullies’ dan ‘sok diktator’ ). Dan kita justru diajak belajar meningkatkan diri sendiri ( self-improvement ) lewat sosok Marshmallow ….bukan seekor kucing yang cantik menawan atau manja dan selalu minta perhatian, tapi bagi Kristie yang utama adalah ia adalah sosok sahabat yang ada saat dibutuhkan untuk berbicara dan bercakap mengeluarkan semua isi hatinya ( bayangkan, bercakap-cakap dengan kucing karena tidak bisa berkomunikasi dengan anggota keluarga )…ini bukan lagi sekedar kisah dalam buku, namun penggambaran kehidupan nyata yang seringkali lolos dari perhatian kita dan justru terjadi di sekeliling kita, bisa jadi terjadi di dekat kita – kedua orang tua yang harus bekerja guna memenuhi kebutuhan rumah tangga, anak-anak dilengkapi dengan kebutuhan fisik, namun kebutuhan batiniah berupa perhatian serta kasih sayang tak dapat dipenuhi – sebuah dilema serta polemik kehidupan modern. Mungkin hal ini kelihatan sepele, tapi sedikit saja asupan perhatian dan kasih sayang diberikan, ada suatu perbedaan nyata pada pertumbuhan dan perkembangan sang anak.

Contoh nyata yang sempat kusaksikan, bagaimana dua keluarga yang berbeda, hidup berdampingan, suami-istri sama-sama pekerja, anak-anak mereka ditinggalkan hampir sepanjang hari dan mereka semua baru berkumpul saat menjelang petang, setelah makan malam bersama, masing-masing akan sibuk dengan urusan pribadinya. Namun salah satu keluarga senantiasa menyempatkan diri, untuk bercakap-cakap ( bukan sekedar basa-basi menanyakan rutinitas yang sama ), menemani sejenak sang anak menyelesaikan tugas sekolah, mengantar waktu tidur ( bahkan pada anak yang sudah beranjak remaja ), alih-alih menonton televisi setiap saat, mereka melakukan permainan atau sekedar berkumpul sejenak, semua hal-hal yang kelihatan remeh, tapi merupakan suatu ‘tabungan waktu bersama’ yang dibagi-bagi setiap detik-setiap menit-setiap jam ditengah semua kesibukan. 

Kembali pada Marshmallow … ia pun telah menabung waktu kebersamaannya dengan Kristie, hingga mencari pasangan hidup pun Kristie mencari sosok yang merupakan penjabaran kucing sahabat setianya.

Saat hendak menulis resensi buku ini, diriku dihadapkan pada dilema, apakah ini hanya sekedar review singkat bahwa buku ini bagus dan layak dibaca, atau lebih pada pengungkapan intisari kisah-kisah yang tertulis didalamnya ?? Akhirnya diriku tak mampu untuk menahan curahan kisah panjang ini, sungguh tak adil rasanya kisah-kisah yang menyentuh hati setebal 500 halaman lebih, hanya digambarkan dalam sebuah review singkat. Dan jangan terjebak dalam resensi ini belaka, karena walaupun sebagian intisari berusaha ku-ungkapkan, namun percayalah bahwa Anda akan lebih tersentuh dengan membaca sendiri secara lengkap dari halaman pertama hingga akhir.

Jika Anda bukan tipe pembaca serius, bersabarlah pada awal pendahuluan, mungkin agak sedikit bertele-tele ( terutama bagi Anda yang sudah membaca buku pertama Dewey ), tapi begitu memasuki bab demi bab, kemungkinan Anda justru akan terpikat oleh berbagai macam tingkah laku rekan-rekan Dewey ini.  Dan jika masih saja dibeberapa bagian, timbul pengulangan tentang Dewey, mungkin ini adalah salah satu cara yang digunakan oleh Vicky Myron untuk selalu berhubungan dengan Dewey ( walau terkadang sedikit berkesan dipaksakan karena tidak terlalu berkaitan). 

Demikian pula cara penjabaran tentang latar belakang dan suasana suatu lokasi,atau sejarah dan riwayat hidup yang lumayan panjang, terkadang membuat bacaan sedikit monoton karena beberapa halaman hanya pengungkapan sejarah dan riwayat … ini hanya dugaan, tetapi kemungkinan latar belakang Vicky sebagai kepala perpustakaan membuatnya terbiasa untuk selalu memberikan data lengkap dan detil ( menyenangkan bagi beberapa orang, membosankan bagi sebagian lainnya ). Tapi jangan hal ini menjadi penghambat untuk menikmatinya … karena sekali lagi, banyak pembelajaran serta sentuhan-sentuhan halus yang pelan-pelan akan merasuk pikiran serta hati Anda dalam prosesnya, sesuatu yang bisa membuat Anda bahagia, gembira, tertawa riang atau malah mengusap air mata yang pelan-pelan mengalir di pipi ( seperti diriku … menghabiskan tisue sekotak hehe ).       

Sebelum menutup bab tentang Dewey dan teman-temannya, sekali lagi jangan terjebak dengar suatu persepsi : ini buku tentang kucing – saya tidak suka dengan kucing ; ini buku tentang biography / memoar – saya tidak suka baca begituan ; ini buku khusus untuk wanita – tidak menarik untuk pria ; ini buku tebal – saya lebih suka baca buku tipis … Well, persepsi Anda tidak seratus persen benar karena ini bukan buku, tetapi kumpulan kisah nyata hubungan antara individu yang kebetulan kucing dan juga manusia dari berbagai latar belakang, etnis, sosial-budaya, pria maupun wanita dari berbagai usia, dan tidak terlampau tebal (jika Anda membaca sendiri-sendiri setiap kisah, maka hanya beberapa halaman saja).

Dan hal terpenting yang kupetik dari kisah-kisah tersebut, kucing – dalam hal ini adalah hewan liar yang dapat dikatakan tidak memiliki akal budi sebagaimana manusia, namun dalam kisah ini, justru akan kita jumpai bahwa makhluk-makhluk kecil yang berusia lebih pendek daripada manusia, akan menampilkan contoh-contoh sikap welas-asih, mencintai, kejujuran, uluran persahabatan dan hakekat diri dimana manusia-manusia lainnya justru bertingkah laku layaknya hewan yang tak berakal budi dengan keserakahan, keegoisan, kebohongan, iri dan dengki. 

Dan kisah-kisah ini bukannya menuntut kita menjadi makhluk yang sempurna, justru dengan menyadari segala kekurangan kita mampu berbelas-kasih pada yang lain serta menumbuhkan kekuatan untuk mengimbangi kekurangan tersebut, kekuatan yang berasal dari dalam hati kita. Semoga semangat juang Dewey dan teman-temannya, mampu mendampingi Anda dalam menjalani kehidupan yang jauh lebih panjang dan lebih bervariasi dibandingkan mereka. Karena kehidupan mereka yang sangat singkat, dipenuhi dengan makna kehidupan dan hasrat kasih yang terus mengalir … bahkan setelah mereka tiada, gaung semangat juang masih tetap mengalir, mengajarkan agar kita segera bangkit dari keterpurukan  - dan bagaimana dengan kita ???  

P.S.  Just comment about book’s cover, sedikit kurang meriah, yang buku pertama bagus, merah keemasan ( dari warna bulu Dewey ), yang sekarang berkesam suram … mungkin lain kali bisa dipertimbangkan menghindari warna-warna cenderung gelap / suram (^_^)

Best Regards,
* HobbyBuku *

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...