Translate

Friday, March 28, 2014

Books "TO SIR PHILLIP, WITH LOVE"

Books “KEPADA SIR PHILLIP, DENGAN PENUH CINTA”
Judul Asli : TO SIR PHILLIP, WITH LOVE
[ book 5 of BRIDGERTON FAMILY Series ]
by Julia Quinn
Copyright © 2003 by Julia Cotler Pottinger
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Monica Dwi Chresnayani
Desain Sampul : Marcel A. W.
Cetakan I : Juli 2010 ; 448 hlm ; ISBN 978-979-22-5907-0
Rate : 4 of 5

Eloise Bridgerton bukanlah sosok yang mudah panik meski ia gemar melakukan segala sesuatu secara impulsif, terutama jika berkenaan dengan sesuatu yang ada di dalam benaknya. Ia memiliki prinsip untuk ‘terjun-langsung’ dalam menuntaskan buah pikirannya. Celakanya, hal ini acapkali membawa serta masalah yang berbuntut panjang. Dan kali ini, ia kembali melakukan sesuatu yang sangat dramatis, bahkan menyembunyikan maksud serta tujuannya dari anggota keluarga maupun sahabat karibnya, Penelope Featherington. Eloise melarikan diri secara diam-diam untuk menemui Sir Phillip Crane – pria yang telah menjadi koresponden surat-menyurat selama berbulan-bulan, dan tujuan untuk menemuinya, tidak lain menjawab pertanyaaan Sir Phillip dalam salah satu suratnya : apakah Eloise bersedia menjadi istrinya ?



Sir Phillip Crane menjadi duda dalam usia relatif muda, dimana kematian istrinya yang sangat mengguncang, meninggalkan luka hati serta kemarahan, dan kebingungan dalam menghadapi kedua anak kembarnya, Oliver dan Amanda. Kini di usia ke-30, ia menyibukkan diri dengan pekerjaannya sebagai ahli botani, meninggalkan Oliver dan Amanda – kembar berusia 8 tahun yang merupakan perwujudan setan kecil di Romney Hall yang besar, membuat satu demi satu pengasuh mundur dengan ketakutan dan nyaris histeris menghadapi kenakalan mereka. Sir Phillip bisa dikatakan ‘angkat-tangan’ tanpa mengetahui solusi bagi kemelut rumah tangganya. Satu-satunya jalan yang sempat terpikirkan, kedua anaknya membutuhkan perhatian sosok wanita, yang mampu berperan sebagai pengganti ibu kandung, dan menjadi istri bagi dirinya.

Akan tetapi bagaimana reaksi Sir Phillip, jika sosok gadis yang cukup menarik muncul secara tiba-tiba menjelang tengah malam di kediamannya, Eloise Bridgerton – yang selama ini melakukan korespondensi surat-menyurat, hingga ia mengusulkan sebuah ‘lamaran’ yang tidak terjawab dalam waktu lama, secara ajaib kini ia tiba untuk ‘menjawab’ surat-lamaran yang ditulis Sir Phillip ? Bisa dipastikan suasana kediaman Romney Hall mengalami perubahan besar-besaran akibat kedatangan gadis menarik yang memiliki pemikiran tersendiri tentang apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Si kembar Oliver dan Amanda segera bersiap-siap ‘merancang’ muslihat untuk memperdaya ‘tamu-baru’ mereka, namun kali ini mereka tidak memperhitungkan bahwa Eloise Bridgerton telah terbiasa dan besar dalam ‘perang-muslihat’ dengan ke-7 saudaranya, sehingga mampu mengetahui bahkan membalas kenakalan mereka.

Eloise yang berencana untuk berkunjung sejenak sekedar ‘melihat-situasi’ sebelum mengambil keputusan apakah ia akan menerima atau menolak lamaran Sir Phillip, dihadapkan pada problematika yang cukup rumit, karena tidak adanya hubungan dan komunikasi antar anggota keluarga, yang menjadikan alasan mengapa si kembar senantiasa berulah untuk menarik perhatian sang ayah, sedangkan Sir Phillip justru memilih menjauh dan menekuni pekerjaannya, demi menghindari rasa bersalah dan sakit hati akibat pernikahan yang tidak bahagia selama bertahun-tahun. Eloise harus menjadi jembatan penghubung demi menyatukan mereka semua demi kebahagiaan dan masa depan keluarga tersebut. Namun apakah mereka siap dan bersedia menerima uluran tangan Eloise – sosok asing yang tiba-tiba muncul dalam kehidupan mereka, dan mempercayai rahasia dan ketakutan yang dipendam dalam hati selama bertahun-tahun ?

Kisah kali ini berada jauh dari keramaian kota London dan konflik seputar keluarga Bridgerton (meski pada akhirnya pria-pria Bridgerton muncul untuk melakukan ‘perang’ dalam pencarian diri Eloise yang menghilang secara diam-diam), mengetengahkan keluarga Phillip Crane, yang menikah dengan Marina – sepupu jauh keluarga Bridgerton, yang menderita ‘melancholy-depression’ selama bertahun-tahun hingga terjadi tragedi yang merenggut nyawanya. Sosok Eloise yang memiliki pemikiran maju untuk wanita pada jaman tersebut, sama sekali tidak terbayangkan akan menjadi seorang ibu yang handal, apalagi merawat dua bocah nakal dan bengal berusia 8 tahun. Anehnya interaksi dan komunikasi yang terjadi, ketika Eloise memperlakukan Oliver dan Amanda sebagai ‘orang dewasa’ berusia 8 tahun, sebuah pengertian muncul satu sama lain. Di sisi lain, Sir Phillip Crane justru merupakan sumber kesulitan, karena meski sudah berusia 30 tahun, dua tahun lebih tua dibandingkan Eloise, pria ini sama sekali tidak memahami bagaimana layaknya memperlakukan manusia lain, terutama seorang wanita yang harus dicintai dan dikasihi dengan membuka diri serta berkomunikasi secara terbuka.

Tanpa menghilangkan topik pembahasaan yang cukup serius, Julia Quinn tetap mampu memikat pembaca dan penggemarnya dengan rangkaian dialog-dialog yang sarat dengan pesan moral, disampaikan melalui gaya jenaka serta humor yang menggelitik, bahkan tak jarang cukup membuat perasaan ‘tersentuh’ dengan ungkapan hati yang sama sekali tidak berkesan cengeng atau melodramatis. Pembahasan tentang peran pria dan wanita sebagai pasangan suami-istri, disampaikan secara gamblang melalui karakter dan konflik pernikahan antara Phillip dengan Marina, dan perkembangan hubungan antara Phillip dengan Eloise. Penggambaran impian rumah tangga nan elok dan tampak senantiasa bahagia, sebagaimana terbayang dalam benak Eloise sebagai seorang wanita yang mengidamkan kebahagiaan sempurna, harus berubah kala mendapati realita kehidupan rumah tangga jauh lebih rumit dibandingkan persoalan seputar rencana pernikahan itu sendiri. Mau tidak mau, diriku berpikir, apakah hampir setiap wanita (maupun pria) yang hendak menikah, telah juga mempersiapkan diri untuk menghadapi ‘kehidupan rumah tangga’ sepanjang usia kehidupan mereka di masa mendatang ? Bagaimana dengan teori (dan praktek) unik yang dilakukan Eloise untuk melakukan ‘studi-lapangan’ (mendatangi dan hidup bersama calon suami dan keluarganya) sebelum terjun dalam pernikahan bisa diberlakukan dalam persiapan hidup berumah tangga ? Need to be consider ... I think (^_^)

Tentang Penulis :
Julia Quinn adalah nama pena yang digunakan oleh Julia Pottinger (terlahir sebagai Julia Cotler pada tahun 1970), adalah penulis asal Amerika yang terkenal akan karya-karya di bidang historical romance. Beliau sengaja membuat nama pena agar karya-karya bila diletakkan berjajar sesuai urutan abjad, akan bersebelahan dengan karya penulis Amanda Quick yang ia sukai. Novel-novelnya telah diterjemahkan lebih dari 26 bahasa di dunia, dan ia menempati posisi New York Times Bestseller lebih dari 18 kali. Aneka penghargaan juga diterima, mulai dari RITA Award hingga Romance Writers of America Hall of Fame.

[ more about the author & related works, just check at here : Julia Quinn | on Goodreads | on Wikipedia | on FantasticFiction | at Facebook ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
13th Book in What’s In A Name 
57th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

1 comment :

  1. Penasaran, pengen baca bukunya To Sir Philip, with love....
    Jarang baca buku-bukunya Julia Quinn :)

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...