Translate

Wednesday, April 30, 2014

Books "REFLECTED IN YOU"

Books “TERPANTUL PADAMU”
Judul Asli : REFLECTED IN YOU
[ book 2 of CROSSFIRE Series ]
by Sylvia Day
Copyright © 2012 by Sylvia Day
Cover photograph by Edwin Tse
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Ilingliana
Editor : Hetih Rusli
Desain sampul : Marcel A.W.
Cetakan I : Februari 2014 ; 424 hlm ; ISBN 978-602-03-0187-7
Rate : 3.5 of 5

Ok, ketika selesai membaca Bared To You – buku pertama serial ini, telah ku-ungkapkan bagaimana kesan dan reaksiku setelah membaca, dan yang lebih penting, sebuah perkataan untuk tidak melanjutkan kisah ini. Namun setelah kupertimbangkan ulang, sungguh tidak adil jika hanya berdasarkan ‘satu’ buku maka penilaian kemampuan penulis mendapatkan nilai ‘buruk’ selamanya bagiku. Terlepas dari segala sensasi dan kehebohan seputar karakter dan tema yang mengangkat hubungan seksual secara eksplisit serta kelainan akan kegemaran permainan ala sadomasokis, telah ku-ungkapkan pula daya tarik tersendiri untuk mengetahui latar belakang dan dampak secara psikologis pada kedua karakter utama kisah ini, Gideon Cross dan Eva Trammell.



Maka inilah kelanjutan kisah serta perkembangan hubungan unik antara dua manusia yang sama-sama telah mengalami ‘pelecehan seksual’ sehingga lebih menyukai permainan sex yang ‘sedikit-berbeda’ ... Kisah ini dibuka dengan kedekatan hubungan antara Gideon dan Eva yang nyaris tak bisa terpisahkan. Namun aktifitas serta jadwal kegiatan masing-masing yang cukup padat, menuntut kompromi serta perubahan jadwal demi kebersamaan yang sangat mutlak (talk about someone’s obsession). Hubungan Eva dengan sahabatnya Cary – model pria menawan yang (juga) memiliki kelainan dan kegemaran sebagai sosok biseksual (kanan-kiri ok alias berpasangan dengan pria maupun wanita dapat diterima) juga mulai membaik setelah kasus keributan terakhir.

Namun sosok yang meresahkan hati Eve, Corinne Giroux – mantan kekasaih Gideon yang bertahan paling lama, kerap muncul dalam kondisi-kondisi aneh yang membuat Eva menjadi sangat-sangat curiga (bahkan bisa kukatakan, Eva ternyata juga termasuk katagori obsesif dan paranoid, serupa dengan Gideon). Apalagi Gideon juga mulai bertingkah laku aneh, seperti menghilang selama berjam-jam menjelang tengah malam, tanpa memberikan penjelasan yang memuaskan. Entah karena frustasi atau memag pada dasarnya Eva ingin membalas-dendam, ia melakukan tindakan yang membuat Gideon murka bagai Iblis turun dari Neraka. Jika Gideon bisa bercengkerama dengan Corinne, maka Eva mencium penyanyi utama band yang disponsori oleh Gideon, dimana pria tersebut ternyata ‘kekasih’ Eva di masa lalu.

Asli deh, saat adegan ini terjadi, bayangan akan melodrama ala telenovela (atau soap-opera yang berkepanjangan) muncul di benakku. Seriously !!! Making-out with ex-boy/girlfriend to make statement – mmm, it’s means the relationships is not working-out correctly, don’t you think ? Syukurlah ‘adegan’ ini tidak diperpanjang hingga menjadi satu bab khusus. Penulis beralih pada topik yang jauh lebih menarik bagi diriku, karena mengandung unsur misteri sekaligus semi-thriller yang menegangkan. Dan hal ini pula yang membuatku mampu memberikan ‘extra-bintang’ untuk kisah ini, dengan acungan jempol khusus bagi Gideoan Cross (for Eva’s character, well I’m so sorry, but you become selfish-paranoid person, that really-really annoying and easily dislike), yang telah berjuang demi masa depan dan ketenangan jiwa Eva, meski nama baik serta masa depannya turut menjadi taruhan.

Note : karakter manusia-manusia yang ‘terluka’ dan berusaha memulihkan kondisi masing-masing dengan penyesuaian akan hal-hal yang bisa dipandang sebagai sesuatu yang ‘abnormal’ bagi sebagian besar masyarakat, merupakan topik utama yang berusaha diangkat oleh penulis. Dengan bumbu aneka adegan ‘sex’ yang dipastikan untuk membuat kisah ini menarik bagi pangsa pasar, maka pendapatku pribadi sedikit ambigu untuk kesan sepanjang kisah karakter Gideon dan Eva. Secara pribadi, terus terang diriku tidak menyukai jenis karakter ini, namun ‘usaha-pembedahan’ yang dilakukan oleh penulis untuk kasus-kasus korban pelecehan seksual yang berusaha mengatasi dengan beralih memiliki kelainan seksual atau justru menjadi predator baru, cukup menarik untuk disimak lebih lanjut. Seandainya digarap secara lebih serius dan mendalam, bisa jadi novel ini merupakan awal suatu drama-psikologis dengan paduan suspense dan romansa yang layak untuk berada di posisi atas dalam peringkat buku berkualitas. Overall, rating yang bisa kuberikan berada pada posisi tengah karena pendapat yang ‘ambigu’ dan tertarik pada dua sisi yang berbeda pula

Tentang Penulis :
Sylvia Day, adalah pengarang #1 New York Times dan pengarang internasional terlaris dengan puluhan penghargaan atas novel-novelnya yang dijual di 40 negara. Dia adalah pengarang terlaris #1 di 20 negara dan menjadi pengarang favorit pembaca di beberapa genre, dengan jutaan eksempla bukunya yang sudah beredar. Dia dinominasikan sebagai Best Author dalam Goodreads Choice Award dan karyanya terpilih dalam Amazon’s Best of the Year in Romance. Dia memenangkan penghargaan RT Book Reviewers’ Choice Award dan dua kali dinomimasikan sebagi penulis roman Amerika terbaik dalam penghargaan bergengsi RITA Award. Saat ini Sylvia Day menjadi presiden Romance Writers of America, asosiasi yang menanungi lebih dari 10.000 penulis. Proyek terbarunya antar lain dengan majalah Cosmopolitan dan Harlequin untuk meluncurkan Cosmo Red Hot Reads dari seri Harlequin. [ main source : www.gramediapustakautama.com ]

[ more about the author and related works, just check at here : Sylvia Day | on Goodreads | at Facebook | at Twitter ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
76th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...