Translate

Sunday, January 18, 2015

HobbyBuku's Features : "BEHIND THE SCENES [ 3 ]"

HOBBYBUKU’S FEATURES
Present “BEHIND THE SCENES”

BEHIND THE SECENES adalah rangkaian program untuk mengenal lebih dekat para pelaku di ‘balik-layar’ untuk terbentuknya sebuah buku. Sejak dulu diriku senantiasa bertanya-tanya, siapa sajakah yang berperan dalam mewujudkan impian pembaca, terutama saat diriku sangat menyukai keseluruhan paket : dari tulisan sang pengarang, penerjemah, editor dan proofreader yang membuat ‘peralihan’ bahasa memungkinkan diriku menikmati sajian kisah yang notabene berbahasa asing, termasuk para layouter, desain dan ilustrator yang menambah daya tarik sebuah buku.



BEHIND THE SCENES #3 : with DINI NOVITA SARI (Dinoy)

Saya mengenal mbak sebagai editor maupun penulis buku, bagaimana awal mula kronologis proses hingga bisa menggeluti bidang ini ? (apakah sesuai dengan bidang studi yang diambil semasa kuliah)

Awal-mulanya karena saya hobi baca buku, lalu ketika seorang teman sedang merintis usaha penerbitannya (sekitar tahun 2011), saya menawarkan diri untuk ikut baca-baca naskahnya dan membantu memberitahu kesalahannya. Dari situ kemudian di awal tahun 2013 saya resmi menjadi proofreader penerbit tersebut. ^^ Kalau untuk jadi editor, juga masih dalam awal tahun 2013 saya mencoba mengajukan CV ke salah satu penerbit mayor yang novel-novelnya banyak saya baca, awalnya hanya pede mengajukan diri sebagai proofreader, eh malah diminta coba mengedit naskah, nah keterusan sampai sekarang jadi editor lepasnya.

Kalau untuk sebagai penulis yang benar-benar sudah merilis buku, hm, dari dulu sebenarnya saya hobi nulis, tapi bisa dibilang hobi yang suam-suam kuku alias nggak konsisten, hehe. Nah di tahun 2012 saya mulai menyusun secara serius naskah cerita perjalanan saya berdasarkan pengalaman pribadi, lalu awal tahun 2013 diajukan ke penerbit yang memang sedang mencari naskah genre itu dan puji Tuhan diterima. ^^ Selang setahun kemudian naskah tersebut terbit yaitu buku traveling “Antravelogi”, yang ternyata menjadi buku solo kedua saya yang diterbitkan. Untuk buku solo pertama saya, yaitu novel “Get Lost”, awalnya menyusun malahan buat lomba di suatu penerbit, eh nggak menang dan saya coba ajukan ke penerbit lain dan ternyata diterima dengan beberapa revisi. Mungkin karena fiksi, jadi bisa lebih cepat prosesnya jadi terbit duluan di akhir tahun 2013. ^^

Saya terakhir mengenyam pendidikan formal di bidang Akuntansi, jadi jelas nggak sesuai dengan kedua profesi tersebut. Jadi semacam hobi yang diseriusin, gitu. Hehe.

Bisa diceritakan kesan dari pengalaman / proyek pertama yang ditangani ?

Paling berkesan adalah saat mulai mengedit pertama kali yaitu sekitar April 2013 untuk naskah dari GPU. Saya merasa sangat kurang percaya diri sebagai pemula, karena saya dituntut untuk mengikuti alur cerita dengan baik dan jeli melihat logika yang mungkin nggak berkesinambungan. Tetapi syukurlah saya diberi ruang diskusi yang cukup bareng penulis novel tersebut, dan beliau pun menanggapi baik setiap pertanyaan dan masukan saya. Jadi, itu pengalaman mengedit pertama yang lumayan membangkitkan kepercayaan diri saya, hehe.

Apakah ada pengalaman unik yang tak mudah dilupakan sepanjang proses dalam perbukuan ini ?

Wihihi, banyak sebenarnya. Terutama dalam mengedit, berusaha untuk mengakomodasi idealisme penulis namun tetap dalam alur yang tepat. Kalau boleh jujur, tidak semua penulis bisa “mulus” dalam proses berdiskusi, kalau sudah begitu ya saya tetap mencoba merevisi semampu saya dan selebihnya memberi catatan kepada redaksi penerbit (karena saya “hanya” editor lepas, saya merasa untuk celah ini bisa langsung saya oper ke editor tetap penerbit yang menjadi SPV saya). Banyak pula diskusi bersama penulis dan redaksi yang semakin menambah pengetahuan saya. J

Bagaimana membagi waktu terutama pikiran untuk melakukan beberapa hal sekaligus, misalnya dalam tugas editting, menulis karya sendiri hingga tugas-tugas lainnya ?

Jujur saat mulai intens memeriksa naskah di awal tahun 2013, saya sempat kewalahan karena saya juga masih bekerja sebagai pegawai kantoran penuh waktu. Biasanya pulang kerja di malam hari saya mulai editing atau proofreading. Capek juga, tapi karena saya suka kerjaannya jadi saat itu masih merasa oke-oke saja. Hingga saat akhir 2013 saya memutuskan untuk keluar dari kerjaan kantoran saya dan fokus sebagai pemeriksa naskah, yang meski statusnya freelance tapi karena saat itu ada tiga penerbit yang langganan jasa saya, maka saya merasa perlu waktu lebih banyak. Sedang untuk menulis sendiri, setelah dua buku solo tadi terbit, saya memang sudah jarang sekali menulis. Ya karena saya sudah tenggelam dalam kesibukan mengedit, dan lagi saya bukan orang yang gampang dapat ide nulis, hehe. ^^

Dorongan apa yang membuat mbak bertahan dan tetap menekuni bidang ini ?

Karena saya benar-benar suka membaca cerita fiksi. ^^

Adakah sosok yang berpengaruh cukup besar dalam peran serta aktivitas mbak Dinoy di dunia perbukuan ini ?

Ada, saya sangat berterima kasih pada seorang sahabat yang pertama kali memercayai saya untuk memeriksa naskah-naskah yang akan diterbitkan oleh penerbit buku miliknya. Dia juga yang sampai sekarang terus percaya untuk saya terlibat semakin dalam di penerbit tersebut, sehingga portofolio saya semakin banyak. Terima kasih, ya! J

Menurut mbak Dinoy, bisakah seseorang menggeluti dunia perbukuan tanpa memiliki kegemaran khusus dalam membaca ?

Haha, bisa ajaa, tapi tentu susah. Ibarat kata, orang kerja tidak selalu karena menyukai bidang yang dia geluti, ya kasarannya sebatas mencari nafkah. Saya percaya setiap orang—suka atau tidak suka baca buku—bisa saja menjadi editor, misalnya, atau profesi lain di perbukuan, toh SOP dan sistematik kerjanya bisa dipelajari. Tapi, alangkah baiknya jika kita bekerja sesuai passion, sesuai kesukaan, maka semangat kita akan turut terlarut dalam hasil pekerjaan itu sehingga hasilnya pun maksimal. Untuk bisa menghasilkan buku-buku yang baik, maka seseorang perlu banyak membaca buku hingga tahu seperti apa sih “buku yang baik” itu?

Untuk mengembangkan wacana dan keahlian adakah target khusus untuk membaca buku-buku tertentu ? 

Ya, itu sangat disarankan. Misalnya, saya memang tidak bermaksud membatasi buku bacaan saya, tapi dari dulu saya memang lebih banyak membaca novel-novel lokal bergenre roman kontemporer. Lalu, sekitar dua tahun belakangan saya berusaha memperluas genre bacaan, yaitu novel-novel terjemahan dan sebisa mungkin ada novel-novel dengan genre lain yang bukan cuma romance. Gunanya ya agar ketika memeriksa naskah, pengetahuan akan diksi, alur, dan pengkarakteran semakin bertambah, karena saya nggak boleh membatasi naskah yang datang pada saya—itu namanya membatasi rezeki, hehe.

Bisa dibagikan beberapa contoh yang menjadi pedoman dan masukan berdasarkan pengalaman pribadi ? (mungkin ada penulis tertentu atau buku-buku yang menjadi pedoman dan favorit hingga kini)

Nggak ada yang spesifik sih, tapi kiblat saya selama ini novel-novel terbitan GPU. Tanpa mengecilkan penerbit lain—toh GPU sendiri juga nggak sempurna—tapi memang untuk contoh penulisan yang baku tapi nggak kaku, saya sering merasa pas dengan GPU. Saya suka chicklit terjemahan dari GPU karena penerjemahannya sudah enak, luwes tanpa mengurangi esensi negeri asal para tokohnya. J

Sebenarnya bagaimana peran seorang editor dalam proses hingga terbitnya sebuah buku ?

Perannya menurut saya besar, tapi tetap tidak sebesar penulis cerita itu sendiri. J Maksud saya, pada akhirnya tetap menjadi hak penulis kok untuk mempertahankan idealismenya. Tak jarang masukan saya ditolak, dengan atau tanpa penjelasan dari penulis. Tak jarang pula saya “mengalah”, karena menurut saya tetap penulis yang tahu benar mau dibawa ke mana ceritanya. Tapi, untuk masalah kerapian dan konsistensi alur, tidak bisa tidak, editor bertanggung jawab untuk itu. Dia harus tegas, karena ketika naskah itu sudah jadi buku dan ternyata ada kesalahan dalam hal kerapian, ya editor juga yang “kena”. ^^

Novel ALLY karya Arleen yang akan rilis di bulan ini merupakan salah satu 'tugas' yang dikerjakan oleh mbak Dinoy. Bisa dibagikan pengalaman sepanjang 'menggarap' novel ini ?

Naskah ALLY sangat “unik”, karena saya belum pernah baca cerita semacam ini, meski penulis mengaku cerita ini juga terinspirasi dari cerita lain. Awalnya sempat bingung dengan “perpindahan-perpindahan” Ally yang begitu cepat, dari situ juga saya banyak memberi komentar dan diskusi-diskusi dengan Mbak Arleen. Thank God, Mbak Arleen termasuk penulis yang manis dan sangat lancar dalam bekerja sama. ^^ Masukan-masukan saya banyak diperhatikan, juga ketika dia merasa masukan saya kurang sesuai dia akan menjelaskan dengan enak, sehingga akhirnya saya tahu bagaimana mengakali hal yang kurang smooth itu.

Jika diharuskan memilih antara meneruskan karier sebagai penulis atau editor, mana yang lebih diminati untuk ditekuni secara profesional ?

Editor! Haha, saya pikir saya lebih ke corrector daripada creator. Salut dengan para penulis produktif yang bisa begitu lancar menuangkan ide-ide cerita dalam barisan kalimat memikat. Saya, tidak sekonsisten itu. Makanya kalau untuk profesional ya saya lebih “nyaman” menjadi editor karena tinggal mengoreksi naskah yang sudah ada! Hehehe.

Mbak Dinoy tergabung dalam wadah BBI (Blogger Buku Indonesia) sebagaimana juga diriku (dan di sinilah kita bertemu), siapa dan apa yang menarik minat Mbak untuk terjun dalam kumpulan para penimbun buku ini (^_^)

Ahaha! Lupa nih persisnya! ^^ Tapi kalau nggak salah karena twit-twit BBI tentang link resensi buku dari member-member BBI terdahulu. Waktu itu (tahun 2012) saya memang baru mulai meresensi dan ditulis dalam blog campur-campur. Saat mengetahui wadah BBI dan syarat-syarat menjadi anggota, saya sampai bikin blog khusus resensi buku yang saya buat, dan memindahkan resensi-resensi saya ke sana. Tertarik bergabung karena saya pikir enak ya kalau punya komunitas dengan hobi yang sama, yaitu membaca buku. Saya membayangkan akan sering terjadi diskusi mengenai buku, dan ternyata bayangan saya terkabul—meski toh pembicaraan antara anggota BBI juga sering topik umum, tapi di situlah serunya! ^^

Adakah saran atau masukan bagi BBI untuk lebih berkembang di masa mendatang ?

BBI sudah bagus sebagai komunitas, dengan kegiatan-kegiatannya seperti baca bareng, tantangan membaca yang dibuat para anggotanya, atau diskusi-diskusi buku di forum internal. Mungkin ke depannya saya berharap BBI bisa lebih sering bikin kegiatan yang melibatkan masyarakat luas demi meningkatkan minat baca. Misalnya, diskusi buku bekerja sama dengan penerbit, yang mengundang masyarakat luas.

Kita kan suka 'berandai-andai' nih mbak, jika mendadak ada jin botol yang berniat mengabulkan 3 wishlist, apa yang hendak diminta ? *mendadak kepo nih*

3 wishlist tentang apa nih? Terserah, yaaa? Kalau ada permintaan begini biasanya harus yang susah sekalian ya, ahaha! Pertama, pengin suatu saat bisa dipercaya mengedit naskah novel dari beberapa penulis Indonesia favorit saya (sebut saja inisialnya I, D, L, dan A, wkwk) Kedua, pengin bisa lebih rajin lagi meresensi buku nih, karena akhir-akhir ini mulai jarang akibat kesibukan pekerjaan saya L Ketiga, wishlist buku ah... Pengin buku kumcer internasional berjudul “My True Love Gave to Me” ah yang isinya penulis-penulis kece internasional, seperti Rainbow Rowell. :D

Apa harapan dan motivasi yang bisa dibagikan bagi semua pihak di dunia perbukuan, penulis maupun pembaca untuk masa mendatang ?

Jangan pernah menyerah untuk terus membaca karya-karya penulis Indonesia. Jujur saya kadang miris dengan beberapa orang yang menganggap karya dalam negeri lebih “rendah” dari luar. Tapi, kalau bukan kita sendiri yang membaca dan mengkritisi, siapa lagi kan yang bisa bikin buku-buku Indonesia lebih maju? J

Terima Kasih banyak atas waktunya mbak Dinoy (^_^)

~ ABOUT DINI NOVITA SARI ~

Nama : Dini Novita Sari
Alamat : sekarang baru saja pindah kembali ke Jakarta (dari Surabaya)
Kontak : dinoy.novita@gmail.com | mention @dinoynovita | follow Facebook
Status : status apaan nih? Status perkawinan, Mbak? Wkwk, aku tulis status di profesi perbukuan sebagai proofreader lepas untuk Penerbit Haru dan editor lepas untuk GPU.
J
Tanggal Lahir : 30 November
Bintang : sagitarius
Hobi : Baca, nonton, makan, jalan2
Yang tidak disukai : baca e-book (kurang suka)
Favorit : Novel2 dari penulis seperti
 Supernova-Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (Dewi Lestari), Divortiare, Antologi Rasa (Ika Natassa), Khokkiri, SeoulMate (Lia Indra Andriana), The Devil in Black Jeans, Dirty Little Secret (aliaZalea)
Kronologis & daftar hasil karya :
Sebagai beberapa contoh : Get Lost, Antravelogi (karya tulis pribadi), Blue Vino, Pangeran Kertas, Zero Class #2-Revelation, ALLY (karya hasil editan), So, I Married The Anti-fan (repackaged), Moon in the Spring, Always with Me (karya hasil proof-reader). Untuk daftar selengkapnya bisa dicek di www.katalogdini.blogspot.com ^^ 

Best Regards,
Hobby Buku


No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...