Translate

Wednesday, January 27, 2016

[ 2016 | Review #21 ] : "LITTLE LADY, BIG APPLE"

Books  "LITTLE LADY BERAKSI DI MANHATTAN"
Judul Asli : LITTLE LADY, BIG APPLE
[ book 2 of LITTLE LADY AGENCY Series ]
Copyright © 2006 by Hester Browne
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Lina Jusuf
Editor : Wulan Kusumawardhani
Desain & ilustrasi sampul : Bena NDR
Cetakan I : September 2010 ; 528 hlm ; ISBN 978-979-22-6144-8
Harga Normal : Rp. 60.000,-
Rate : 3.5 of 5

Masih ingat dengan Honey Blennerhesket dan ‘The Little Lady Agency’ yang dikelolanya ? Kini alih-alih jomblo yang patah hati, Melissa akhirnya menemukan tambatan hati yang benar-benar pas, Mr. Jonathan Riley yang memahami dan ternyata lebih menyukai dirinya bukannya Honey. Kesuksesan agen yang ia kelola berkat dukungan dan dana dari sang nenek (Granny super asyik nan keren), keberhasilan pesta pernikahan adiknya yang (nyaris) semuanya harus diurus oleh Melissa (dengan segala kekacauan dan histeria yang bisa bikin orang depresi berat), semuanya menambah kepercayaan diri Melissa. Walau ia harus melepas keinginan untuk berubah menjadi Honey (wig pirang kesayangannya harus disimpan dengan baik) menuruti keinginan Jonathan, Melissa merasa pengorbanan itu sebanding dengan perkembangan hubungan yang terjalin diantara mereka.


Hingga Jonathan ditugaskan menangani kantor di Manhattan, New York, membuat ia harus mondar-mandir antara Inggris dan Amerika. Ketenangan yang sempat ia nikmati, berubah saat Allegra memproklamirkan dirinya ‘pulang’ ke kediaman orang tuanya karena kediamannya diobrak-abrik pihak berwajib, sehubungan dengan tuduhan penyelundupan barang-barang ilegal yang dilakukan suaminya. Martin Romney-Jones yang baru lepas dari skandal tuduhan pelecehan seksual dan penggelapan, menolak keras kedatangan putrinya dengan alasan ia sedang kampanye sebagai perwakilan dewan Olimpiade. Maka (paksaan) tugas untuk membuat sibuk Allegra pun jatuh ke tangan Melissa, mengingat Emery berada di Chicago, Amerika bersama sang suami. Melissa semakin pusing mendapati sahabatnya Gabi Shapiro mengalihkan perhatian usai putus pertunangan dengan Aaron, untuk mendapatkan perhatian Nelson Barber.

Di tengah kemelut itu, akhirnya Melissa memutuskan menerima ajakan Jonathan agar berlibur ke Manhattan sekaligus menghabiskan waktu bersama sang kekasih beberapa minggu. Bertepatan dengan renovasi besar-besaran apartemen Nelson (juga tempat tinggal Melissa) yang memutuskan pergi berlayar selama beberapa minggu. Usai mendelegasikan tugas-tugas kantornya pada Gabi dan Allegra (dan memastikan mereka bersumpah menuruti catatan perintah-perintahnya), maka berangkatlah Melissa Romney-Jones ke Manhattan untuk melepas ketegangan dan kelelahan hati serta pikiran menjumpai kekasih hati. Benarkah kisah ini akan berjalan ‘seindah bayangan’ tanpa ada gangguan sedikit pun ? Hmmm ... jangan terlalu berharap deh, karena sekali lagi sosok Honey Blennerhesket harus tampil menyelamatkan seorang pria dari label ‘susah bergaul-susah diatur-sama-sekali-menyebalkan’ menjadi sosok yang sangat disukai siapa pun.

Pada buku pertama, pembaca diajak berkenalan dengan anggota keluarga Romney-Jones yang unik melalui persiapan pernikahan Emery, si bungsu yang paling tidak memiliki keberanian melakukan konfrontasi dengan ‘monsters keluarga’ : Martin –sang ayah. Kali ini perang pun pecah (kembali) melalui kedatangan Allegra – sulung yang pemberontak dan memiliki keberanian tak kalah mengerikan dengan sang ayah. Sayangnya hal itu menempatkan posisi Melissa yang terjepit karena dipaksakan harus melayani keinginan kedua belah pihak. Dengan berlibur ke Manhattan, seharusnya membuat Melissa bisa lebih lega dan tenang (juga bahagia) karena akan menghabiskan waktu sepenuhnya bersama Jonathan. Apa daya sang kekasih ternyata workaholic berat dan nyaris tidak memiliki waktu untuk sekedar bersantai bersama Melissa.

Pernah merasakan pindah ke kota lain, bertemu dengan orang-orang asing dan berusaha untuk menjalin hubungan keakraban dalam situasi yang penuh gosip dan intrik ? Nah, demikianlah kira-kira situasi yang dialami oleh Melissa, karena ia harus bertemu dan bergaul dengan kenalan serta teman-teman Jonathan yang sebagian besar juga merupakan kenalan Cindy – istri / mantan Jonathan yang menikah dengan kakaknya. Jujur diriku nyaris jatuh kasihan membayangkan perasaan Melissa, sayangnya ia hanya memiliki ‘keberanian’ saat tampil sebagai Honey, padahal Jonathan melarang munculnya sosok Honey, dan sang pahlawan pendorong kekuatan, Nelson Barber tidak berada di dekat Melissa, melain di tengah laut menikmati pelayaran. Antara kasihan dan sedikit jengkel karena Melissa membiarkan dirinya ‘tertindas’ sekali lagi karena tidak berani mengungkapkan isi hatinya, perjalanan kisah kali ini lumayan berat untuk dinikmati ...

Apakah berarti buku kedua ini ‘lebih buruk’ dari buku pertama ? Selain edisi terjemahan yang lumayan aneh (penerjemah buku pertama berbeda dengan buku kedua), sebenarnya kisah ini masih memiliki daya tarik tersendiri. Salah satunya berkat munculnya sosok bernama ‘Braveheart ‘ ... no, bukan Mel Gibson, tapi seekor terrier West Highland mungil yang temperamental, warisan dari Cindy kepada Jonathan. Bagaimana Melissa berusaha menjinakkan Braveheart yang kerap menyebabkan masalah-masalah baru, bersanding dengan pertemuan dengan teman lamanya, Godric Ponsonby yang kini menjadi bintang Hollywood bernama Ric Spencer, pria yang membutuhkan bantuan ‘polesan keahlian’ Honey Blennerhesket agar ia tidak semakin terpuruk dalam situasi dikenal sebagai ‘sosok pria paling menyebalkan-dibenci’ di Amerika. Dijamin tertawa habis ‘menyaksikan’ adegan-adegan antara Braveheart-Godric-Melissa/Honey ...

[ more about this author & related works, just check at here : Hester Browne | on Goodreads | at Twitter | at Facebook  ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...