Translate

Sunday, March 20, 2016

[ 2016 | Review #44 ] : "MIDNIGHT PLEASURES"

Books “MALAM PENUH GAIRAH”
Judul Asli : MIDNIGHT PLEASURES
[ book 2 of PLEASURES TRILOGY Series ]
Copyright © 2000 by Eloisa James
Penerbit Dastan Books
Alih Bahasa : Anggraini Novitasari
Editor : Yunia Manuputty
Desain sampul : www.expertoha.com
Cetakan I : Desember 2010 ; 532 hlm ; ISBN 978-602-8723-47-3
Harga Normal : Rp. 65.000,-
Rate : 4 of 5

~ WARNING SPOILER ALERT ~

Lady Sophie York – putri tunggal Marquis of Brandenburg, sangat dikenal oleh kalangan sosial, berkat perilaku memalukan ayahnya (yang selalu tidak bisa menahan diri mengejar-ngejar waniat lain, terutama yang lebih muda dan berkebangsaan Prancis), ibunya yang bagai ketua kaum puritan, memegang teguh aturan dan disiplin, dingin dan sangat kaku, maka tak heran jika Sophie memilih untuk tidak menjalani salah satu dari pilihan gaya hidup kedua orang tuanya. Ia menampilkan dirinya yang sama sekali berbeda, gadis cantik dan senantiasa membagikan pesona sensual bagi (nyaris) semua pria yang ada disekelilingnya, namun tetap mempertahankan hati serta jiwanya dalam selubung benteng yang kuat. Sophie yang berkesan romantis, justru sama sekali tidak mempercayai hal itu, apalagi melihat kehidupan rumah tangga kedua orang tuanya. Karena itu ia tak pernah memperhatikan para pengagum yang tergila-gila pada dirinya. Hingga sosok Patrick Foakes muncul, tepat di saat ia harus membantu sahabatnya, Charlotte, yang telah terluka dan disakiti berulang kali oleh pria-pria keluarga Foakes.


Walau pada akhirnya Charlotte berhasil mendapatkan kebahagiannya tersendiri, Sophie tidak bersedia mengalami hal yang serupa, mengingat perjalanan panjang penuh penderitaan yang harus dijalani Charlotte sebelumnya. Walau dikatakan tidak berani meraih impiannya oleh Charlotte, Sophie lebih percaya dirinya sebagai sosok praktis. Tidak baik memiliki suami menawan, apalgi menyerahkan hati secara sepenuhnya pada pria yang pada akhirnya akan membuat hatinya patah. Lebih baik ia memiliki ‘jalan aman’ mencari persahabatan tenang dan menjalin hubungan kerja sama saling menguntungkan demi masa depan panjang sebuah rumah tangga. Dan dari sekian banyak kandidat, tentu saja Braddon Chatwin, Earl of Slaslow merupakan kandidat yang paling tepat  meski dijamin kehidupannya membosankan. Kekerasan hati Sophie untuk menolak calon-calon yang bisa membuatnya ‘patah’ termasuk Patrick Foakes sebagai sosok terlarang No.1 – nyaris berjalan dengan lancar. Patrick mundur teratur dan menghilang dari pergaulan sosial. Lalu mengapa Sophie berubah bagaikan cacing kepanasan ?

Nah, dibandingkan melodrama yang penuh adegan tragis nan kelam terjadi antara Alex dan Charlotte, maka situasi antara Sophie dan Patrick penuh dengan hal-hal yang mampu menggelitik rasa humor. Sophie diibaratkan gadis penuh pengetahuan tentang sensualitas, pada kenyataannya adalah gadis yang sangat polos dan naif. Keinginannya untuk mendapatkan cinta sejati bertarung nyaris sepanjang hidupnya akibat situasi aneh hubungan kedua orang tuanya. Keberanian dan kebaikan hati Sophie yang hangat, tidak selalu nampak bagi mereka yang hanya melihat tampilan luarnya, yang bisa dikatakan ‘sempurna’ bagi sebagian besar orang. Patrick adalah sedikit dari mereka yang berhasil melihat sosok sejati Sophie, sayang ia tidak berhasil menembus tembok penghalang yang dibangun oleh Sophie untuk melindungi hatinya. Anehnya yang mendorong Patrick agar bangkit kembali dari keterurukan justru Charlotte – saudara iparnya sekaligus sahabat Sophie. Tampaknya ia mampu melihat bahwa baik Patrick maupun Charlotte pasangan yang sesuai satu sama lain.

Sophie York bukan sekedar gadis memikat secara fisik tetapi juga memiliki kecerdasan tinggi dan nafsu belajar besar. Kecintaannya untuk belajar bahasa-bahasa lain adalah salah satu dari sekian banyak kegemarannya yang sayangnya harus dirahasiakan. Karena berkat nasehat ibunya, tiada pria berakal sehat menyukai gadis yang pandai dan memiliki pemikiran sendiri. Lebih baik tetap mempertahankan citra sebagai gadis cantik dengan otak kosong. Hal ini mengundang serangkaian adegan menarik saat pada beberapa kesempatan Patrick menyadari kelebihan isi otak Sophie yang keluar tanpa ia sadari. Tanpa pernah ada yang bisa menduga, kemampuan Sophie ini justru akan menyelamatkan Patrick di kemudian hari, ketika ia mendapat panggilan kembali untuk bertugas, sebagaimana ia pernah menjadi ‘mata-mata’ negara untuk mengungkap rahasia lawan. Suasana intense nan menegangkan, melibatkan petualangan yang menggelitik penuh humor merupakan perjalanan yang menyenangkan mengikuti perkembangan kisah Sophie dan Patrick.

Dari aksi pertunangan Sophie dengan Braddon yang berakhir dengan pembatalan mendadak, digantikan dengan persiapan pernikahannya dengan Patrick yang lumayan cepat untuk menghindari skandal (bisakah menebak skandal apa yang melibatkan mereka berdua ?), hingga permohonan Braddon yang tak mampu ditolak oleh Sophie untuk ‘mengubah’ sosok Madeleine Garnier – putri Vincent Garnier, pelatih kuda yang cukup sukses dari Prancis, agar tampil layaknya wanita terhormat dari kalangan atas. Siapa yang bisa menyangka Braddon yang selalu dipaksa sang ibu untuk mencari calon istri terhormat dan memiliki kelebihan di pergaulan kalangan atas, benar-benar jatuh cinta pada seorang gadis dari kalangan biasa-biasa saja. Namun Braddon yang mendapati sekali lagi calon istrinya direbut pria lain, yang berarti ia harus direpotkan dengan proses memilih calon lain, sedangkan ia lebih menikmati waktu bersama Madeleine, yang ternyata memiliki harga diri tinggi, tidak bersedia menjadi simpanan bangsawan. Braddon mengancam hendak kawin lari ke Amerika, jika Sophie tidak bersedia membantunya.

Dasar Sophie yang memang lembut hati dan selalu memiliki kehangatan persahabatan pada orang-orang tertentu, akhirnya bersedia membantu, dan ketika bertemu dengan Madeleine, ia ternyata menyukai kepribadian gadis yang blak-blakn dan memiliki keberanian sekaligus kecerdasan, sesuatu yang dibutuhkan untuk mendampingi Braddon. Di sisi lain, tampak jelas baik Braddon dan Madeleine benar-benar jatuh hati satu sama lain. Karena ini merupakan proyek rahasia, maka ia juga harus menutup kegiatannya dari Patrick, yang menaruh kecurigaan sekaligus rasa cemburu mengingat Braddon adalah ‘tunangan’ Sophie sebelum ia merebut posisi itu. Kisah Sophie yang terjun langsung membantu para pengungsi Prancis, atau lebih tepatnya desertir tentara Prancis yang terluka parah dan disembunyikan oleh simpatisan asal Belanda, bahkan akhirnya mengadopsi Henri, bocah berusia 14 tahun, putra bangsawan Prancis yang dihukum penggal ‘guillotine’ semuanya menjadi kisah kali jauh lebih menarik dibandingkan buku pertama serial ini.

[ more about the author & related works, just check at here : Eloisa James | on Goodreads | on Wikipedia | at Tumblr | at Facebook | at Twitter ]

Best Regards,

@HobbyBuku

No comments :

Post a Comment

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...