Translate

Wednesday, January 20, 2016

[ 2016 | Review #19 ] : "MARRIED TO THE VISCOUNT"

Books "RAHASIA SANG VISCOUNT"
Judul Asli : MARRIED TO THE VISCOUNT
[ book 5 of SWANLEA SPINSTERS Series ]
by Sabrina Jeffries
Copyright © 2004 by Deborah Martin
Penerbit Dastan Books
Alih Bahasa : Ratih Dwi Astuti
Editor : Arif Budi Nugroho
Desain sampul : jemb8@yahoo.com
Cetakan I : Maret 2012 ; 524 hlm ; ISBN 978-602-9267-76-1
Harga Normal : Rp. 60.000,-
Rate : 4 of 5

Lord Spencer Law – Viscount of Ravenswood ke-5, merupakan sosok pria yang senantiasa tampil tenang, berkepala dingin dan kompeten, sesuai dengan tugasnya sebagai wakil Menteri Departemen Dalam Negeri. Kehidupan pribadinya nyaris tanpa cacat sebagaimana prestasi yang semakin menanjak pada karirnya. Jika ada yang mencari contoh sosok yang bisa diandalkan tanpa tersangkut skandal atau catatan buruk, maka Spencer Law merupakan panutan ideal bagi kalangan atas. Namun kesempurnaan yang dijaga sebaik mungkin ternyata harus berhadapan dengan rangkaian skandal yang menjungkir-balikan kehidupan sekaligus masa depan Viscount of Ravenswood ini.


Pada malam pesta perjamuan untuk merayakan pertunangan adiknya, Nathaniel Law (29 tahun) dengan Lady Evalina (20 tahun) di kediaman Spencer Law (37 tahun) selaku wali adiknya karena kedua orang tua mereka telah tiada, masalah pertama muncul saat Nathaniel menghilang tanpa diketahui keberadaannya, membiarkan Spencer berusaha menjaga ketenangan dan suasana agar tidak mengundang gosip di antara para tamu. Detik menjadi menit, menit berubah menjadi sekian jam, sosok yang ditunggu masih belum terlihat batang hidungnya. Alih-alih datang tamu tak terduga yang memicu kegemparan.

Miss Abigail ‘ Abby’ Mercer – putri tunggal Dr. Mercer, pengusaha Amerika yang diketahui melakukan bisnis bersama Nathaniel, muncul di kediaman Spencer bersama pengasuhnya, mengaku sebagai ‘istri’ Viscount of Ravenswood dan kini siap untuk menempati posisi sebagai pendamping resmi. Spencer ‘shock’ karena ia memang pernah mengenal Abby 4 bulan silam saat ia menemani Nathaniel ke Philadelphia, Amerika untuk bertemu dan melakukan negosiasi pada Dr. Mercer menyangkut perusahaannya Mercer Medicinal Company. Walau sangat singkat, Spencer cukup terkesan pada Abby yang sama sekali berbeda dengan wanita-wanita Inggris yang ia kenal.

Namun ia tak pernah membayangkan pertemuan singkat itu mampu membuat Abby menjadi istrinya. Abby pun mengalami shock dan malu besar, karena ia menyangka akan menerima sambutan hangat dari pria yang selama 4 bulan terakhir menghiasi mimpi-mimpinya. Ketika ia menunjukkan bukti-bukti korespondensi berupa surat-surat Spencer kepada dirinya, Spencer langsung mengenali tulisan tangan Nathaniel pada surat-surat tersebut. Kecurigaan Spencer berubah menjadi kemarahan tatkala mengetahui Abby juga telah ‘melepas’ sahamnya atas perusahaan yang diwariskan kepadanya, sesuai perjanjian yang dilakukan oleh Nathaniel bersama ayahnya menjelang kematiannya.

Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Nathaniel, dengan berpura-pura mewakili Spencer ‘melamar’ Abby, memastikan harta warisan serta saham perusahaan Dr. Mercer dialihkan ke tangannya, agar Abby tidak lagi disibukan dengan beban perusahaan karena ia akan segera menjalankan tugas selaku istri Spencer Law – anggota Parlemen terhormat negara Inggris. Karena orang yang paling mengetahui duduk permasalahan kasus ini sama sekali tidak bisa ditemukan, dan para tamu tanpa sengaja mengetahui kedatangan ‘istri’ Lord Spencer Law jauh-jauh dari Amerika, Spencer harus segera mengambil langkah pencegahan mengingat salah satu tamunya adalah Lady Brumbley – ratu gosip seantero London.

Buku pamungkas seri Swanlea Spinsters ini justru tidak membahas tentang ketiga bersaudari Laverick, walau masih ada benang merah yang menghubungkan karakter Spencer Law sebagai atasan Morgan Pryce (baca : Dance of Seduction). Karakter Spencer yang bisa dikatakan sebagai pria ‘lurus’ dalam prinsip, keyakinan dan cukup kaku menyangkut tata krama dan peraturan, ternyata jatuh hati pada wanita yang sama sekali berbeda dalam kepribadian maupun prinsip-prinsip dasar. Abby dibesarkan sebagai putri tunggal pengusaha kaya di Amerika, namun bukan tipikal gadis manja, justru menyukai aneka kegiatan (yang sama sekali bukan jenis kegiatan tenang dan halus), berpikiran bebas dan terbuka, bisa dikatakan cukup polos dan tidak memiliki kesan-kesan negatif dalam benaknya, hingga ia tertarik pada sosok Spencer Law.

Anehnya, justru Abby yang bisa ‘melihat’ siapa sebenarnya Spencer, pria yang membuatnya jatuh hati saat pertemuan pertama mereka di Amerika. Saat bertemu kembali di Inggris, pria yang ia kenal ‘berubah’ cenderung dingin, menjaga jarak dan menuntut dirinya senantiasa bersikap santun, tenang dan tidak memancing perhatian pihak lain. Jujur, sepanjang kisah ini diriku menaruh simpati besar pada diri Abby yang berusaha keras memuaskan tuntutan Spencer, walau banyak hal yang diminta sama sekali tidak mencerminkan diri Abby sebenarnya. Walau tidak sengaja berbuat ‘jahat’ – karakter Spencer Law jelas-jelas menempati posisi sebagai pria yang tak disukai (terutama bagi diriku) menyangkut perlakuannya terhadap Abby. Munculnya pasangan favoritku Morgan Pryce dan Clara Stanbourne, yang juga sahabat Spencer, sebagai pedukung Abby dalam menghadapi Spencer membuatku ‘kegirangan’ ...

Jelas sekali karakter Abby yang polos, periang dan memiliki jiwa bebas, menjalani transformasi lumayan brutal dari meninggalkan tanah kelahirannya menyeberangi benua, untuk bersama dengan pria yang ‘disangka’ merupakan belahan hatinya, harus menyesuaikan diri dan kebiasaan sopan santun ala Inggris yang tertutup serta kaku (jika dibandingkan dengan orang-orang Amerika), tidak bisa langsung pulang atau memilih jalan hidup sendiri karena harta warisannya telah diambil alih ‘adik ipar’ yang menghilang tanpa jejak, masih harus mengalami aneka peristiwa memalukan demi menyenangkan ‘sang suami’ (status resmi suami-istri ini pura-pura demi menyelamatkan nama baik mereka di depan umum) ... yang dengan berani tampil di depan umum bersama (mantan) wanita simpanannya --- duh, benar-benar tak terbayangkan jika hal itu harus kualami.

Walau kisah ini menjurus pada pengembangan karakter yang tidak kusukai, daya tarik khusus masih ada sepanjang kisah, menyangkut rahasia kelam masa lalu Spencer yang membuatnya bersumpah untuk tidak pernah ‘jatuh-cinta’ hingga menjalani pernikahan. Ketakutan yang menghantui Spencer, akibat ‘kerusakan’ yang dialami oleh kedua orang tuanya, terutama sang ibu tiiri yang pernah sangat dekat dengan dirinya, menjadi landasan kuat bagi Spencer untuk tidak pernah menempuh jalur yang sama. Syukurlah ada tokoh-tokoh seperti Lady Brumbley, Lady Clara Stanbourne dan Morgan Pryce, termasuk Lady Evalina yang memberikan hiburan tersendiri menyangkut perkembangan hubungan antara Abby dan Spencer. Singkat cerita, dua buku terakhir serial ini bisa dikatakan kisah favoritku, dan seharusnya bisa dinikmati tanpa harus membaca 3 buku terdahulu (yang lumayan mengecewakan bagi seleraku).

[ more about this author & related works, just check at here : Sabrina Jeffries | on Goodreads | on Wikipedia ]

Best Regards,

@HobbyBuku

2 comments :

  1. Maaf mau nax, dimna z bisa mendapatkan novel ini yang lengkap

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, sayang koleksiku ini sudah di-booked teman, dulu belinya di agen penerbit (lama banget :D) sekarang penerbitnya sudah tutup.

      Delete

Silahkan tinggalkan pesan dan komentar (no spam please), harap sabar jika tidak langsung muncul karena kolom ini menggunakan moderasi admin.
Thanks for visiting, your comment really appreciated \(^0^)/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...